Seseorang menyiarkan screenshot situs Harvard University saat diretas SEA. Entah benar entah tidak. foto: Harvard New |
Pertama: Siapa yang Mereka Serang?
SEA fokus pada upaya mengganggu kehadiran digital media Barat. Pekan lalu, mereka membuat kicauan palsu dari akun Twitter AP tentang ledakan di Gedung Putih hingga melukai Presiden Amerika, Barack Obama. Berita ini membuat indeks saham Amerika, Dow Jones merosot tajam hanya dalam waktu dua menit.SEA juga pernah membajak akun Twitter stasiun televisi dan radio, CBS, BBC serta NPR. Pada hari Senin mereka juga dikabarkan mendapatkan akses ke sejumlah akun koran Inggris, Guardian. Sebelumnya mereka meretas beberapa organisasi besar, termasuk kantor berita Reuters, Human Rights Watch, Sky News Arabia, FIFA World Cup dan akun milik Presiden FIFA Sepp Blatter.
Kedua: Siapakah mereka?
SEA adalah pendukung rezim Presiden Suriah, Basyar al-Assad. Mereka mulai muncul tahun 2011 di bulan-bulan pertama terjadinya revolusi anti-Assad. Terjemahan bahasa Inggris pada informasi profil di situs mereka menyebutkan: “Kami adalah sekelompok pemuda antusias Suriah yang tidak bisa tinggal diam dengan pemberontakan yang terjadi di Suriah.”Guardian memberitakan, ketika berbicara di Universitas Damaskus tahun 2011, Assad menyamakan para peretas ini seperti pasukan garis depannya. “Anak-anak muda memiliki peran penting dalam tahap ini karena mereka telah membuktikan sendiri untuk menjadi pejuang yang aktif. Ada tentara elektronik yang telah menjadi tentara sungguhan dalam dunia virtual.”
Ketiga: Kenapa mereka menyerang media massa?
Situs resmi SEA menyebutkan, target mereka adalah kelompok media Arab dan Barat yang melaporkan, “Berita palsu tentang apa yang terjadi di Suriah.” Seorang anggota terkemuka SEA mengatakan kepada salah seorang reporter bahwa mereka telah mengirimkan tweet palsu tentang Obama dari akun AP: “Kami melawan pemerintahan Amerika Serikat sebagai dalang permasalahan di Suriah. Mereka juga telah menyerang SEA dengan menangguhkan domain kami, akun Twitter dan 2,47% halaman Facebook kami. Amerika adalah poros kejahatan di dunia.”Dengan membajak akun AP, SEA berharap akan ada kekacauan pada pasar saham. “Kami mengharapkan kekacauan karena AP adalah kantor berita terpercaya di Amerika. Rakyat Amerika mempercayai kantor berita ini jadi kami tahu akan ada kekacauan besar.”
Keempat: Bagaimaan cara mereka membajak akun?
SEA sepertinya membajak melalui pendekatan surat elektronik dimana targetnya ditipu untuk mengungkapkan informasi sensitif. Reporter AP, Mike Baker dalam akun Twitter-nya mengatakan akun AP dibajak kurang dari sejam setelah beberapa karyawan menerima e-mail aneh. Para hacker kemudian menginstal perangkat lunak berbahaya. Menurut AP, para peretas telah memasang beberapa perangkat lunak berbahaya di sejumlah komputernya.Kelima: Respon Twitter
Peningkatan keamanan telah menjadi salah satu prioritas Twitter selama beberapa pekan ini. Twitter menyatakan akan segera meluncurkan dua tahap proses verifikasi. Tahapan ini akan mengharuskan para penggunanya masuk ke akun mereka dari lokasi baru dengan memasukkan sebuah kode yang dikirimkan via SMS.Baik Twitter maupun Facebook telah menutup akun SEA. Dan setiap kali keduanya menutup, SEA langsung membuat akun yang baru. Kelompok peretas ini kini berkicau dari akunnya yang ke-12. Pihak Twitter telah mengirimkan sebuah email pengamanan akun ke banyak wartawan.
Dalam email itu, mereka menyarankan para wartawan untuk mengganti kata sandi Twitter mereka sesegera mungkin dengan password yang lebih kuat yang panjangnya 20 karakter. Twitter juga meminta kantor-kantor berita untuk meninjau ulang pengamanan mereka. “Buat satu komputer khusus untuk Twitter dan perkecil jumlah orang yang dapat mengaksesnya.”* (Sahabat Suriah)
Posting Komentar