Tentara Mesir Diculik, Pelintas Batas Rafah Jadi Korban |
Hari Kamis (16/5/2013) tujuh personel keamanan Mesir, termasuk seorang tentara, empat petugas keamanan pelabuhan dan dua polisi diculik oleh sekelompok orang tidak di kenal di daerah Sinai, Mesir, lansir Al-Ahram.
Sementara BBC melaporkan, tiga anggota polisi dan empat tentara diculik saat bepergian di daerah Sinai di timur Al-Arish. Keempat pria itu bekerja di pintu perbatasan Rafah.
Dilansir Al-Ahram, sebuah sumber keamanan mengatakan, para penculik ketujuh petugas keamanan Mesir itu menuntut pembebasan anggota perlawanan Islam yang telah ditahan selama hampir dua tahun.
Anggota kelompok perlawanan Islam itu, yang diduga berasal dari kelompok Tauhid wal Jihad, dinyatakan bersalah membunuh lima anggota pasukan keamanan dan seorang warga sipil saat terjadi beberapa kali serangan atas kantor kepolisian di Al-Arish dan kantor cabang Bank Alexandria di Sinai Utara. Dua puluh lima orang menjadi terdakwa pelaku serangan tersebut.
Seorang petugas keamanan, yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan, para penculik tersebut menuduh pasukan keamanan Mesir menyiksa teman-teman mereka yang ditahan.
Associated Press melaporkan, seorang petugas keamanan Mesir mengatakan, perbatasan Rafah akan tetap ditutup sampai petugas yang diculik dibebaskan.
Wartawan BBC Rushdie Abu Alouf bersama 150 warga Palestina tertahan di pintu perbatasan di sisi Mesir. Di antara mereka terdapat orang-orang tua dan orang sakit. Mereka sejak pagi mengantri untuk melewati perbatasan dan terpaksa duduk di tanah di tengah sengatan terik matahari.
Abu Muhammad, pria 72 tahun yang ingin melintas, menyeru agar penculik membebaskan para petugas keamanan Mesir.
“Kami jadi harus ikut menanggung beban dari masalah internal Mesir. [Padahal] kami tidak menculik para tentara,” keluhnya.
Pintu perbatasan Rafah merupakan satu-satunya pintu yang menghubungkan dunia luar dengan warga Palestina di Jalur Gaza yang diblokade Zionis Israel.
Posting Komentar